Blog Ini Adalah Sarana dan Inspirasi Q

Blog Ini Adalah Sarana dan Inspirasi Q
be my self

Minggu, 17 Januari 2010

sekilas cerita hidup q...

Hari-hari aku lalui dengan rutinitas yang sama setiap harinya. Menjalani kehidupan yang saya belum tau arah mau kemana. Terbersit dalam sanubari yang terdalam “ kapan saya dapat berkumpul dengan keluarga yang telah 8 tahun saya tinggalkan?” jika saya dapat memutar waktu kembali kemasa kecil, saya akan kembali kesana dan saya tidak akan pernah meninggalkan keluarga yang sangat menyayangi saya.

Mulanya saya berada di Jkt setelah selesai SMP, dalam usia 14 tahun. Di kala itu suami dari adik perempuan ayah saya membujuk keluarga, supaya saya melanjutkan sekolah di Jkt saja. Ayah setuju tapi mama tidak menyetujuinya. Karena ketidak setujuan mama, kemudian mereka mempertanyakan masalah ini kepada saya. Kemudian jawaban saya adalah mau ikut saja ke Jkt. Waktu itu paman saya sedang ada pesta mangadati ( dalam acara adat orang batak ). Mereka mendoakan keberangkatan saya ke Jkt. Mama saya sedih banget melapaskan kepergian saya, berhubung saya adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga.

Tgl 13 juli 2001saya sampai di Jkt. Pada saat itulah awal nasib saya di jkt di mulai. Bertemu denga adik perempuan ayah saya. Mulanya baik, saya di ajarin nyapu, ngepel, masak, pokoknya yang berhubungan denngan pekerjaan rumah. Adik Ayah punya seorang pembantu, saya diajarin segala hal yang ada di rumah itu oleh pembantunya. Seminggu, 2 minggu saya menunggu supaya Adik Ayah saya mendaftarkan saya sekolah, tapi salalu ada aja halangannya.

Hari-hari saya lalui, semu sekali. Tidak ada yang dapat saya ajak bicara, bahkan curhat. Setiap kali Ayah menelpon, saya selalu menangis, sedih rasanya.jika sudah seperti itu orang-orang di rumah itu mentertawakan saya. Waktu itu saya pingin pulang saja melanjutkan sekolah, tapi selalu ada aja bujukan untuk saya. Sekian lama saya menunggu. Ternyata Adik ayah saya menyuruh anak perempuannya menanyakan apakah masih menerima pendaftaran di sekolah itu. Ternyata sudah tidak bisa lagi. Akkkhh terpaksa saya menunda sampai tahun depan.

Hari senin sampai minggu menjalani rutinitas yang sama. Saya hanya bisa komunikasi sama pembantu. Pembantu di rumah itu setiap 3 bulan sekali pindah, dan ujung2nya saya yang jadi tumbal pekerjaan rumah yang seabrek-abrek. Anak saudara saya itu hanya 2. perempuan dan laki-laki. Yang perempuan saat itu telah menikah dan pada saat itu telah mengandung klo yang laki-laki masih smp.

Pembantu di rumah itu tidak ada yang betah. Setiap 3 bulan se kali pasti sudah ganti. Kenapa? Aku juga bingung. Terpaksa saya yang jadi pembantu dirumah itu. Jadwal kerjanya itu sebegitu banyaknya, menyita waktu sekali. Tidak ada orang rumah itu yang bantu. Berikut kerjaannya:
1. Bangun pagi pukul 05. (start )
2. Masak air, nasi,buatin sarapan buat Adik ayah saya.
3. Bikin jus, bengkuang yang di parut, kemudian airnya di peras, pepaya di potong-potong( lalu saya hidangkan di meja makan )
4. Kadang saya ngelap sepatu yang harus dipakainya kesekolah. Kebetulan dia harus berangkat kesekolah pukul 6.00 wib.
5. Setelah Adik ayah saya berangkat kesekolah, lalu saya nyuci pakaian. Emang pake mesin cuci, tapi pakaiannya itu banyak sekali.
6. Saya selesai nyuci pukul 08.00 terkadang cucian saya tinggal dulu karena mau belanja kepasar.
7. Jemur pakaian stelah itu nyiram tanaman.
8. Setelah pulang dari pasar saya memasak.
10. Selesai memasak pukul 10.
11. Saya kepasar mengambil kepala-kapala ikan buat makan anjing.
12. Saya membersihkan kepala2 ikan itu , sebagian di masak buat makanan anjing, sebagian di simpan di kulkas.anjingnya itu makannya 3 kali sehari dan harus dimasak.
15. Selesai jam 11 saya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur. nyuci kamar mandi
Setelah itu saya mandi.
16. Setelah selesai mandi saya langsung kupas wortel, kunyit, bengkoang, buat nanti malam dijus.
17. Jam 12 saya bolak-balik pakaian.
18. Saya makan siang.
19. Masak makanan anjing, soalnya anjingnya lum makan siang.
20. Memberi makan anjing
21. Jam 2 cucian saya kering, kemudian langsung di setrika. Selesai kadang jam 4 siang.
22. Setelah itu saya bersihin rumah lagi, memanaskan makanan, klo ada cucian piring saya cuci.
23. Jam 5 semuanya sudah selesai. Kemudian saya mandi.
24. Memberi makanan anjing lagi.
25. Jam 7 malam saya bikin jus, buat keluarga itu. Buat saya juga..
26. Setelah itu saya mencuci semua perabotan rumah. Dan sudah pada selesai mkan malam.
27. Santai....setelah jam 9 malam saya beresin meja makan.
28. pukul 22 malam saya tidur.

Oh tuhan .......terkadang saya menangis di dalam hati. Sakit rasanya. Begitulah akktivitas saya sehari-hari. Saya melakukan itu semua selama 6 bulan.


Begitu banyak tekanan-tekanan yang saya terima,sepupu saya melahirkan anak petamanya. Tambah lagi pekerjaan saya. Setiap hari cucian menumpuk dan saya tidak ada istirahatnya sama sekali. Dari pukul 05 pagi sampai malam saya tidak ada istirah, jam 22 malam hari barulah saya tidur dan jam 05 pagi sudah harus bangun. Begitulah setiap harinya. 6 bulan saya bertahan dan pada suatu hari saya lari dari rumah, mencari alamat Adik bapak saya tepatnya di Rawa lumbu.

Dengan bermodalkan no telp saya dapat bertemu dengan saudara saya yang lainya. Saya di tanya-tanya, dan kemudian di ruma yang saya tinggalin menelpon kerumah saudara yang baru aku kunjungi. Lalu mereka bilang memang saya sedang berada di rumah saudara saya yang lain itu. Kemudian terjadilah percekcokan mulut. Dan saya juga tidak mau tinggal di rumah itu lagi, sakit rasanya. Walaupun orang tua saya miskin tidak layaklah mereka memperlakukan saya seperti itu. Saya bahkan seperti binatang di sana, pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya, belum lagi anak-anaknya harus saya ladenin. Seorang pembantu pun tidak akan tahan diperlakukan seperti itu.

Dan saat itu secara tidak langsung saudara yang lain datang kerumah yang saya tinggalin itu, dan saudara saya yang di sana menceritakan kalau saya malrikan diri dari rumah kerumah saudara yang ada di rawa lumbu. Dan kebetulan juga saudara yang dari slipi sedang membutuhkan pembantu. Dan akhir cerita biarlah saya tinggal di slipi saja dan sekolah disana.

xxx
Akhirnya saya pindah ke slipi dan di sana penderitaan saya agak berkurang. Setelah 6 bulan di slipi saya melanjutkan sekolah saya yaitu di SMK Wiyata Satya. Mulailah dengan segala aktivitas sekolah. Hati saya begitu senang, dapat teman-teman, pokoknya Dunia saya berubah pada saat itu.

Nenek saya, om saya, tante saya, dan adek-adek sepupu saya (adriel, tisya, cassy ) semuanya lucu-lucu. Sampai suatu hari si opung mulai berubah sama saya, banyak hal-hal yang di tuduhkan kepada saya. Saya tidak bisa mengerti, kenapa nenek saya bisa berubah sikap sama saya. Padahal saya sangat menyayangi mereka semua. Apalagi Om saya dan tante baik sekali. Di tambah lagi sepupu-sepupu yang lucu-lucu.

Om dan tante anak nenek saya yang pertama kemudian pindah ke cikarang, sebenarnya saya mau pindah sekolah ke cikarang, tapi berhubung sekolahnya itu jauh dari rumah Om ya,,, mau tidak mau saya harus tinggal di rumah nenek. Jadi yang ikut ke cikarang itu keponakan dari nenek saya.

Masalah demi masalah timbul yang mengakibatkan nenek berubah sama saya. Memang saya mengakui kesalahan, saya memang tidak bisa lagi mengambil hati nenek, kelihatannya dia telah membenci saya. Dan paling anehnya waktu itu dia kehilangan ulos ( kain orang batak ). Yang dicurigai adalah saya. Berhubung yang selalu di rumah itu adalah saya jadi nenek mencurigai saya.

Hari demi hari nenek semakin benci sama saya, dan saya pun tidak dapat mengambil sikap apa yang harus saya lakukan. Semuanya berbalik. Sampai orang tua yang di kampung tau semua masalahnya. Nenek sudah tidak percaya sama saya lagi dan semua semakin runyam ibarat benang kusut. Jika sudah seperti ini sebenarnya saya sudah tidak sanggup lagi menjalani hidup di sana. Yang membuat saya selalu curhat kepada teman-teman saya.

Huhhhhh, kenapa nasib selalu mempermainkan kehidupan ini. Sungguh saya tidak mengerti. Apakah begini jika hidup bersama saudara? Karena dari sekian banyak pengalaman yang saya dengar dari orang-orang terdahulu ( orang yang lebih tua ) pasti ceritanya tidak jauh berbeda. Dirumah sudah tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Serba salah jadinya.

Disekolah saya selalu curhat sama teman-teman. Disekolah saya punya beberapa sahabat karib, yang tau saya semuanya. Mereka adalah sahabat terbaik saya yang selalu ada di kala saya membutuhkan. Saya sangat menyayangi mereka. Mereka itu adalah Martha, Valena,Susilawati,Endang,ria, yanti, Rini, fanny. Mereka inilah yang selalu ada di saat saya sedih.

Saya beruntung dapat sahabat sebaik mereka, memberi semangat, nasihat tentang apa yang semestinya saya lakukan menghadapi sikap nenek saya. Sebenarnya saya tidak ingin teman-teman tahu apa yang saya alami di rumah nenek saya, tapi apa boleh buat dari pada saya tertekan. Disekolah saya mendapatkan kedamaian tapi jika sudah berada di rumah saya itu sedih banget.

xxxxx
masih banyak cerita yang belum sempat saya tuliskan.
bersambung xxxxxx



Tidak ada komentar: